Hipotesis
Berdasarkan penjelasan di atas, dapatlah dirumuskan hipotesis
penelitian:
1. Ada perbedaan kualitas tidur antara mahasiswa laki-laki dan
mahasiswa perempuan.
2. Ada perbedaan kualitas mimpi antara mahasiswa laki-laki dan
mahasiswa perempuan.
Metode Penelitian
Dalam penelitian yang berposisi sebagai variabel tergantung
adalah kualitas tidur dan kualitas mimpi, sementara yang menjadi variable
bebasnya adalah jenis kelamin.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam
Indonesia. Jumlah mahasiswa UII saat ini sebanyak 24.000 orang.
Sampel penelitiannya adalah mahasiswa Universitas Islam
Indonesia yang berasal dari delapan fakultas (Psikologi, Kedokteran, MIPA,
Teknik Sipil dan Perencanaan, Teknologi Industri, Ekonomi, Hukum, dan Ilmu
Agama Islam), berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berasal dari lima
angkatan terakhir, dan tercatat aktif sebagai mahasiswa.
Sampel diperoleh melalui cluster
sampling. Jumlah sampel sebanyak 319 orang. Alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian
ini ada dua, yaitu skala kualitas tidur dan skala kualitas mimpi.
Skala kualitas tidur dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi kualitas tidur seseorang.
Kualitas tidur diketahui berdasarkan aspek-aspek kualitas tidur yang dirumuskan peneliti
berdasarkan berbagai pandangan ahli psikologi.
Adapun aspek-aspek kualitas tidur yang diukur dalam penelitian ini adalah
(a) Bersuci, Berdoa dan berdzikir sebelum tidur,
(b) Memulai tidur dalam keadaan miring ke kanan dan menghadap ke kiblat,
(c) Nyaman secara psikologis (tak ada beban psikologis yang berat) menjelang tidur,
(d) Tak ada aktivitas fisik yang berat menjelang tidur,
(e) Nyenyak selama tidur (tidak ada gangguan tidur),
(f) Waktu tidur minimal enam jam dalam sehari, dan
(g) Merasa segar setelah terbangun tidur.
Setelah dianalisis, diketahui bahwa alat ukur skala kualitas tidur menunjukkan
koefisien korelasi aitem-total yang bergerak antara – 0,2741 hingga
0,5661.
Item-aitem skala yang sahih menunjukkan koefisien korelasi aitemtotal yang bergerak antara 0,2914 hingga
0,5661 Sementara koefisien alphanya menunjukkan 0,8805. Dari 56 aitem yang
diujicoba, yang lolos berjumlah 28 aitem.
Skala kualitas mimpi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
tinggi kualitas mimpi seseorang. Kualitas mimpi diketahui berdasarkan aspek-aspek
kualitas mimpi yang dirumuskan peneliti berdasarkan berbagai pandangan ahli
psikologi.
Adapun aspek-aspek kualitas mimpi yang diukur dalam penelitian terdiri
atas
(a) Meminta perlindungan Tuhan dari mimpi buruk,
(b) Memperoleh mimpi yang menyenangkan,
(c) Memperoleh mimpi yang benar (berisi ide, pengetahuan masa
depan, pengetahuan masa lalu), petunjuk, dan peringatan,
(d) Memandang hidup lebih positif dan optimis setelah bermimpi,
(e) Menjaga jarak dengan mimpi buruk,
(f) Introspeksi dan monitoring diri berkaitan dengan mimpi, dan
(g)
Mengambil hikmah dari mimpi.